TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bentrokan antara massa pro dan antipemerintah di Tahrir Square, Kairo, Mesir, berubah dari perang batu menjadi perang dengan senjata api, Kamis (03/02/2011) malam wita.
Beberapa saat yang lalu, BBC News melaporkan, wartawannya, Paul Danahar, mendengar suara pertempuran hebat (heavy gunfire) di Tahrir Square. Perang kota agaknya sedang terjadi.
Kedua pihak saling melepaskan tembakan, demikian BBC News.
Koresponden Aljazeera melaporkan, sedikitnya 50 orang terluka pada bentrokan terbaru antara massa pro dan anti-Husni Mubarak di Tahrir Square, Kairo, Mesir, Kamis (03/02/2011) malam wita.
Aljazeera mengutip saksi mata melaporkan, bentrokan ini merupakan yang terburuk dalam 10 hari terakhir.
Beberapa jam lalu dilaporkan, massa anti dan pro-Mubarak telah berhadap-hadapan di Tahrir Square, Kairo, Mesir, Kamis (03/02/2011) malam WIB.
Menurut Aljazeera, tentara memisahkan massa kedua kubu untuk mencegah pecahnya bentrokan besar untuk ketiga kalinya. Jaraknya sekitar 80 meter.
Pemerintah membantah mengerahkan massa pro-Mubarak.
Para pendukung Presiden Husni Mubarak membawa tongkat dan pisau menuju Tahrir Square, demikian Reuters melaporkan.
Tahrir Square merupakan "markas" gerakan anti-Husni Mubarak. Bentrokan dikhawatirkan sulit dicegah.
Aljazeera mengutip keterangan aktivis yang mengatakan ada banyak pergerakan massa dalam jumlah besar ke Tahrir Square, baik yang pro maupun yang kontra.
Mobil-mobil yang mengangkut pendukung Mubarak menuju ke Thahrir Square atau Liberation (Pembebasan) Square.
Dokter setempat mengkonfirmasikan, bentrokan Kamis pagi mengakibatkan tujuh orang tewas. Pemerintah melansir angka lima korban tewas dengan 800 orang luka-luka.
Bentrokan itu merupakan kelanjutan dari bentrokan sehari sebelumnya. Sebagian massa membawa pisau dan berbagai senjata tajam.
Tokoh utama oposisi Mesir, Mohamed ElBaradei, dan Ikhwanul Muslimin menolak tawaran dialog oleh pemerintah Husni Mubarak.
Aljazeera melaporkan, ElBaradei dan Ikhwanul Muslimin hanya akan membuka pintu dialog setelah Mubarak mundur terlebih dahulu.
Perdana Menteri Ahmed Shafiq mengundang kelompok-kelompok oposisi untuk beradialog menyusul demonstrasi antipemerintah yang telah memasuki hari kesepuluh.
Beberapa kelompok menerima tawaran dialog, tapi tokoh oposisi utama, ElBradei, dan kelompok berpengaruh tapi dilarang pemerintah, Ikhawanul Muslimin, menolak.
Beberapa saat yang lalu, BBC News melaporkan, wartawannya, Paul Danahar, mendengar suara pertempuran hebat (heavy gunfire) di Tahrir Square. Perang kota agaknya sedang terjadi.
Kedua pihak saling melepaskan tembakan, demikian BBC News.
Koresponden Aljazeera melaporkan, sedikitnya 50 orang terluka pada bentrokan terbaru antara massa pro dan anti-Husni Mubarak di Tahrir Square, Kairo, Mesir, Kamis (03/02/2011) malam wita.
Aljazeera mengutip saksi mata melaporkan, bentrokan ini merupakan yang terburuk dalam 10 hari terakhir.
Beberapa jam lalu dilaporkan, massa anti dan pro-Mubarak telah berhadap-hadapan di Tahrir Square, Kairo, Mesir, Kamis (03/02/2011) malam WIB.
Menurut Aljazeera, tentara memisahkan massa kedua kubu untuk mencegah pecahnya bentrokan besar untuk ketiga kalinya. Jaraknya sekitar 80 meter.
Pemerintah membantah mengerahkan massa pro-Mubarak.
Para pendukung Presiden Husni Mubarak membawa tongkat dan pisau menuju Tahrir Square, demikian Reuters melaporkan.
Tahrir Square merupakan "markas" gerakan anti-Husni Mubarak. Bentrokan dikhawatirkan sulit dicegah.
Aljazeera mengutip keterangan aktivis yang mengatakan ada banyak pergerakan massa dalam jumlah besar ke Tahrir Square, baik yang pro maupun yang kontra.
Mobil-mobil yang mengangkut pendukung Mubarak menuju ke Thahrir Square atau Liberation (Pembebasan) Square.
Dokter setempat mengkonfirmasikan, bentrokan Kamis pagi mengakibatkan tujuh orang tewas. Pemerintah melansir angka lima korban tewas dengan 800 orang luka-luka.
Bentrokan itu merupakan kelanjutan dari bentrokan sehari sebelumnya. Sebagian massa membawa pisau dan berbagai senjata tajam.
Tokoh utama oposisi Mesir, Mohamed ElBaradei, dan Ikhwanul Muslimin menolak tawaran dialog oleh pemerintah Husni Mubarak.
Aljazeera melaporkan, ElBaradei dan Ikhwanul Muslimin hanya akan membuka pintu dialog setelah Mubarak mundur terlebih dahulu.
Perdana Menteri Ahmed Shafiq mengundang kelompok-kelompok oposisi untuk beradialog menyusul demonstrasi antipemerintah yang telah memasuki hari kesepuluh.
Beberapa kelompok menerima tawaran dialog, tapi tokoh oposisi utama, ElBradei, dan kelompok berpengaruh tapi dilarang pemerintah, Ikhawanul Muslimin, menolak.
0 komentar:
Posting Komentar